Fotoberasal dari Jogjaistimewa.co. Alasan kenapa Jogja menjadi pilihan tepat untuk solo traveling pertama kali karena Jogja itu istimewa. Keramahtamahan penduduknya, kebudayaan Jogja yang masih sangat melekat, kota yang nggak pernah sepi menjadikan kota ini begitu istimewa. Kota yang mulai ramai dengan kehidupan modernnya namun mereka masih Bacajuga: Tren Wisata Diprediksi Berubah Menjadi Solo Traveling dan Small Group Tour. Berikut ini adalah tujuh destinasi yang pas untuk menjajal solo traveling, baik di dalam dan luar negeri: 1. Yogyakarta. Solo traveling bisa dimulai di destinasi yang bersahabat seperti Yogyakarta. Pertama, biaya hidup dan ongkos ke Yogyakarta relatif terjangkau. Bukanpengalaman pribadi Sebastian Powell masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali pada Jumat 29 Juli 2022 mengunakan Visa on Arrival (VOA). Turis asing ini membuat heboh usai menerbitkan artikel di media asing menyebut antrean di konter Imigrasi mencapai lima jam. 5 Menyantap Gudeg Legendaris di Wijilan. Gudeg merupakan salah satu makanan yang menjadi buruan favorit wisatawan saat berada di Yogyakarta. Nah, salah satu sentra gudeg yang terkenal dan legendaris adalah Sentra Gudeg Wijilan. Terletak di lokasi yang dekat dengan tempat-tempat wisata, cita rasa gudeg yang disajikan sentra gudeg ini akan gLkY3. Liburan ke Jogja atau Yogyakarta adalah keinginan saya dan keluarga sejak dua tahun yang lalu. Kami juga sudah menabung agar bisa berangkat dan traveling ke Jogja. Tapi takdir berkata lain karena ada hal yang lebih penting sehingga harus menunda keberangkatan. Kebetulan saya harus menemani mama yang sakit stroke dan tidak tega meninggalkannya. Tapi alhamdulillah tahun ini saya bisa menuliskan pengalaman liburan ke Jogja. Kondisi mama sedang sehat dan ada asisten rumah tangga yang bisa membantu merawat mama. Tentu saja ada bapak yang menemani mama juga dan adik-adik ipar yang sesekali datang menengok mama. Sebelum berangkat liburan ke Jogja kami sudah menentukan akan naik kereta api. Hanya transportasi ini yang paling nyaman untuk kami, baik dari segi isi kantong kami dan kesehatan karena nggak bikin mabuk. Selama Liburan di Jogja Kami Kemana Saja? Kami juga membuat daftar tujuan wisata yang ingin dikunjungi selama 8 hari di Jogja nanti. Kalau menginap kami tidak ke hotel tapi di rumah adik ipar saya yang kebetulan ikut suaminya di Jogja. Tempat wisata yang ingin kami kunjungi selama ada di Jogja adalah Taman Pintar, Pantai Parangtritis, Candi Prambanan, Grand Puri Waterpark, dan beberapa wisata kuliner yang direkomendasikan adik ipar saya. Berikut adalah pengalaman liburan ke Jogja selama 8 hari yang akan saya tulis per harinya ngapain aja ya, hehehe. Hari Pertama Liburan di Jogja, Lelah Tapi Hepi Rabu, 1 Juni 2022 saya, suami, dan kedua anak saya berangkat dari Kota Malang dan ebih tepatnya dari Stasiun Kota Baru. Kali ini adalah pengalaman pertama naik Kereta Api Kertanegara dari Stasiun Kota Baru sebelah Utara. Kereta berangkat pukul WIB tepat waktu sekali dan tiba di Jogja pukul tepat waktu juga. Padahal cuma duduk aja ya tapi rasanya capek banget. Namun begitu, kami hepi sekali saat tiba di stasiun Jogja meskipun udara panas menyapa kami. Masyaallah panasnya, keringat tidak berhenti mengucur deh pokoknya. Setibanya di Stasiun Tugu Jogja ada Om Isur suami adik ipar saya yang menjemput. Ternyata pintu keluarnya berbeda dengan yang dulu, saat kami mengunjungi Jogja tahun 2019. Kami sempat salah mengira kalau pintu masuk adalah pintu keluar sehingga dihalau oleh petugas di stasiun, hihihi. Ternyata Om Isur sudah menunggu di pintu keluar bersama dua ponakan saya yaitu Marinka 4y dan Laura 5y. Mereka tersenyum senang melihat kedatangan kami. Kalau pas lebaran kemarin Marinka dan Laura menginap di Malang sekarang kami yang menginap di rumah mereka. Setiba di rumah Om Isur, ada Tante Yayuk adik ipar saya yang menyambut kedatangan kami bersama Oren putri bungsunya, 8m. Oiya, om dan tante adalah sebutan anak-anak kepada adik ipar saya dan suaminya. Hehehe. Saya bersyukur punya saudara yang mau menampung kami selama berlibur di Jogja. Hari pertama kami di rumah saja bercengkerama melepas rindu dan menyusun rencana untuk 6 hari kedepan. Marinka dan Laura sangat senang dengan kedatangan kami, “banyak teman-teman” katanya. Hari Kedua Liburan di Jogja, Mengunjungi Taman Pintar Kamis, 2 Juni 2022 kami mengunjungi Taman Pintar Yogyakarta biar makin pintar gitu, hahaha. Kami baru bisa berangkat jam sebelas siang karena masih harus menunggu Laura pulang dari sekolah TK. Tiba di Taman Pintar saat adzan duhur berkumandang, kami pun langsung sholat karena kebetulan masjidnya ada di dekat pintu masuk. Setelahnya, baru deh kami masuk ke wahana wisata yang terletak di pusat Jogja ini. Lebih tepatnya ada di Jl. Panembahan Senopati no. 1-3, Yogyakarta. Ini juga pengalaman pertama ke Taman Pintar, jadi kami masih kurang terlalu paham dengan jenis wahana yang ada di tempat ini. Rasanya kok kami salah pilih gitu, penginnya masuk ke Studio 3D nonton petualangan Dino tapi malah masuk ke planetarium, hehehe. Kesan pertama saat masuk ke Gedung Oval Taman Pintar adalah mirip Jatim Park 1 yang banyak pertunjukan sains. Ada beberapa percobaan juga, pas banget kalau anak usia sekolah yang main ke Taman Pintar. Kebetulan emang saat kami ke tempat ini ada banyak siswa SMA yang datang, berjubel, huft. Jadi di Taman Pintar ini kami masuk ke Planetarium dan Gedung Oval. Tiket masuk ke Planetarium, per orang sedangkan tiket masuk ke Gedung Oval yaitu untuk dewasa dan untuk anak-anak usia 3-10 tahun. Keluar dari Taman Pintar Om Isur mengajak kami jalan-jalan ke Progo, pusat perbelanjaan yang di lantai 1 ada banyak penjual makanan. Saya memilih ketoprak dan yang lain mi ayam, oiya Om Isur beli lupis juga, Aira beli es krim, Marinka dan Laura mencoba bubur sum-sum. Setelah kenyang kami pulang dengan berjalan kembali ke tempat parkir di dekat Taman Pintar. Etapi, Om Isur yang jalan mengambil mobil dan kami menunggu di depan Pasar Beringharjo. Hari Ketiga, Kuliner Pedas ke Mangut Mbah Marto Berhubung hari ketiga kami di Jogja adalah Jumat, kami gak berencana ke tempat wisata. Tapi kulineran aja yang dekat rumah adik. Eh, kok pas banget ada Mangut Lele Mbah Marto yang terkenal itu. Bersyukur banget rumah adik ipar saya kok dekat dengan kampus ISI Institut Seni Indonesia dan suaminya punya studio lukis juga di belakang kampus. Seperti lingkungan kampus lain tentunya banyak warung makan bisa jadi tujuan kulineran dong, bahagia banget, hahahaha. Salah satunya ya Mangut Lele Mbah Marto yang katanya wajib dicoba kalau lagi di Jogja. Sebagai penggemar pedas dan ikan lele, saya pun nggak mau menyia-nyiakan waktu ke Jogja kali ini. Apalagi kali ini kami ditraktir oleh Om Isur, hehehe. Semoga berkah selalu rejeki Om Isur ya, aamiin. Cerita lengkap nanti saya tulis di postingan terpisah ya. Ternyata warung Mbah Marto nggak cuma di tempat yang saya kunjungi ini, kalau nggak salah ada tiga. Hari Keempat, Meet Up dengan Blogger Jogja Hari keempat di Jogja kami nggak ada rencana pergi kemana-mana. Rencananya sih mau renang di Grand Puri Waterpark yang berada di Gabusan, kata adik saya tuh tempatnya luas dan murah. Sayang sekali Marinka batuk, sepertinya kecapekan dan kebanyakan es krim deh, hehehe. Maklum, cuaca sedang panas di Jogja. Akhirnya nggak jadi deh renang di Gabusan. Selain itu hari Minggu kami berencana ke Candi Prambanan jadi ya renangnya ditunda dulu saja. Jadi, saya putuskan untuk janjian bertemu dengan blogger Jogja yaitu Mbak Bety pemilik blog Sebenarnya ada beberapa blogger Jogja yang saya kenal juga tapi tempat mereka agak jauh jadi saya sungkan mau ngajak ketemuan. Kebetulan ada mbak Bety dan mbak Rian pemilik IG atanasia_rian yang di Bantul. Alhamdulillah bisa bertemu mereka berdua. Saya ketemuan dengan mbak Bety di Toko Baju Grosir sedangkan dengan mbak Rian di rumah aja. Hari Kelima, Ke Candi Prambanan yang Penuh Drama Hari kelima yaitu hari Minggu kami mengunjungi Candi Prambanan. Berangkat sekitar jam 9 pagi, sampai di Prambanan sekitar jam an gitu. Senang sekali akhirnya bisa ke Candi Prambanan, tempat wisata yang sejak dulu ingin saya kunjungi. Aslinya pengin ke Borobudur tapi kejauhan dan nanti keluarga Om Isur nggak mau ikut. Pas beli tiket kami bingung, mau yang 1 paket dengan makan di resto atau yang tiket masuk saja? Akhirnya kami putuskan untuk anak-anak beli yang 1 paket dengan makanan, sedangkan untuk orang dewasa tiket masuk aja. Masyaallah, ternyata rencana kami beli dua macam tiket tuh nggak salah loh karena porsi makannya besar. Anak-anak sampai gak habis dan bisa jadi jatah kami, hahaha. Cerita lengkap tentang mengelilingi tempat wisata candi ini saya ulas di postingan terpisah juga ya. Kalau saya ceritakan semua panjang karena ada banyak drama, mulai dari kehujanan saat ada di atas, ban kempes saat pulang, dan sepatu si sulung yang menganga, hahaha. Seru deh pokoknya. Hari Senin 6/6 kami di rumah saja karena kebetulan sedang hujan dan anak-anak capek setelah dari Candi Prambanan. Rencananya hari Selasa 7/6 kami akan jalan-jalan ke Pantai Parangtritis jadi ya hari keenam ini kami gunakan untuk istirahat di rumah saja. Hari Ketujuh, Jalan-jalan ke Pantai Parangtritis Bersama suami dan adik ipar saya Jalan-jalan ke Pantai Parangtritis biasanya disingkat Paris adalah tujuan utama juga selain Candi Prambanan saat saya ada di Jogja. Alhamdulillah kesampaian juga ke pantai ini setelah delapan tahun berlalu. Iya, saya ke Paris tuh delapan tahun yang lalu bersama putri sulung, suami, dan si bungsu masih di kandungan. Entah mengapa saya kok pengen ke Paris lagi meskipun kata seorang teman pantai ini kurang update, lebih menarik pantai gunung kidul. Sayangnya jauh dari Bantul. Tiket masuk ke Parangtritis per orang dan yang dihitung orang dewasa aja kalau anak-anak gratis. Di Parangtritis, Om Isur dan anak-anak bermain air sedangkan saya, Yayuk, dan suami menunggu jdi bibir pantai. Jauh dari ombak lah pokoknya, sambil ngemil undur-undur laut. Seru sekali sebenarnya kalau bisa bermain ombak, tetapi saya nggah bawa baju ganti. Anak-anak juga bermain pasir. Setelah puas, kira-kira dua jam gitu mereka mandi di kolam pembilasan, bayar per orang. Hari Kedelapan, Kulineran di Kampung Mataraman Saya penasaran sekali saat Yayuk bilang ada kulineran yang enak dan bisa ambil sendiri di Kampung Mataraman. Tempatnya juga tidak jauh dari rumah adik saya. Naik mobil nggak sampai 20 menit sampai. Kesan pertama saya saat melihat Kampung mataraman adalah “jadul banget” dan klasik. Wah pasti asik dan makanannya khas Jawa nih. Beneran ternyata makanan yang tersedia tuh kayak masakan rumahan gitu. Sistemnya prasmanan yang mana setelah mengambil makanan nanti akan dihitung harganya sesuai daftar harga. Bayarnya kalau sudah mau pulang. Ada sayur sop, lodeh, oseng daun pepaya, telor ceplok, tempe goreng, ayam goreng, lele mangut, nila mangut, pepes, dan aneka kletikan. Nasinya disajikan di atas tungku gitu kayak jaman dulu menggunakan kukusan bambu. Nasinya jadi enak dan punel. Rasa masakannya gurih dan gak bikin eneg karena minim sekali MSGnya, atau emang tanpa micin ya? Ramah anak banget lah pokoknya. Saya makan dengan sayur lodeh lompong batangnya talas dan pepes jamur. Tahap kedua saya makan dengan mangut nila dan urap-urap, hehehe. Iya, saya makan dua kali tapi gak terlalu banyak ambil nasinya biar nggak kekenyangan. Resto yang asri dan sejuk ini tempatnya luas. Ada kolam ikan, tempat duduk untuk makan ada set kursi dan juga lesehan. Ada jembatan bambu juga untuk foto-foto selain sudut-sudut lainnya yang instagramable. Mampir Sejenak Ke Malioboro, Berakhir di Bakpia Pathok 25 Oleh karena ini adalah hari terakhir kami di Jogja, maka saya minta Om Isur mengantar ke Malioboro. Nggak afdol rasanya kalau nggak mampir ke Malioboro, hahaha. Ya kan Malioboro tuh salah satu ikon Jogja ya. Sebenarnya pengen juga mampir ke wisata dekat Malioboro seperti Benteng Vredeburg dan Keraton Yogyakarta, sayang hujan keburu turun. Mobil Om Isur diparkir di Malioboro Mall dan kami pun jalan ke Teras Malioboro, tempat para pedagang berkumpul. Tetapi belum sempat masuk ke Teras Malioboro seorang bapak tukang becak menawari kami untuk naik becaknya. Kemana? Ternyata ke pabrik pembuatan Bakpia Pathok 25. Saya pikir bisa foto-foto disana eh ternyata cuma bisa beli oleh-oleh aja, hahaha. Etapi murah banget loh naik bentornya cuma 10 ribu pulang-pergi. Bapaknya juga ramah dan baik. Toko bakpianya rame banget, jadi setelah beli oleh-oleh yang tidak terlalu banyak saya pun segera kembali ke Malioboro Mall tempat adik saya menunggu bersama anak dan suaminya. Sesampai di depan Mall tuh hujan udah mulai turun, huhuhu. Padahal saya belum foto-foto. Eh, sempat foto sekali di depan mall, gak peduli deh diliatin orang, wkwkwk. Kami pun pulang karena saya juga harus segera packing untuk berangkat ke stasiun pukul sebelas malam. Kereta kami tujuan ke Kota Malang berangkat dari Jogja pukul Eh, Ada yang Ketinggalan Kereta dan Dompet Smartphonenya Tertinggal di Kamar Mandi Sebenarnya ingin saya sudahi tulisan ini karena sudah hampir dua ribu kata. Takut yang baca nanti bosan, wkwkwk. Tetapi kok sayang sekali kalau cerita tentang ketinggalan kereta dan dompet yang tertinggal di kamar mandi ini tidak saya sertakan. Jadi, kami sampai di Stasiun Tugu Jogja pukul sebelas malam dan menunggu kereta Malabar yang katanya akan tiba pukul Nah, kami menunggu sambil makan sempol ayam, makan pop mie, sambil sesekali foto-foto. Saya juga sempat ke kamar mandi ditemani oleh si sulung. Saat kami sedang menunggu kereta Malabar yang datang dari Bandung, ada beberapa kereta tujuan Malang dan kota lainnya yang datang dan pergi. Nah, disaat itulah ada seorang wanita yang lari sambil menarik kopernya. “Pak, masih bisa nyusul gak sih?” katanya setengah merengek gitu kepada petugas. Padahal kereta sudah jalan pelan-pelan. Pintu kereta juga sudah pasti ditutup kan ya? Dia kira bus yang bisa berhenti sejenak menunggu penumpang terlambat, ya allah saya kasihan tapi juga jadikan itu bahan candaan bersama suami. astaghfirullah Entah kenapa dia terlambat. Saya langsung mikir dong, seandainya saya di posisi dia apa yang kira-kira akan saya lakukan? Mungkin saya akan ganti jadwal tanpa berharap bisa nyusul kereta. Etapi pernah loh saya kayak dia. Waktu itu saya melakukan perjalanan dari Surabaya ke Malang. Saya tiba di stasiun bersamaan dengan jadwal kereta datang. Beneran loh, di mobil tuh saya panik dan gak sempat berpikir untuk mengganti jadwal keberangkatan. Tetapi waktu itu saya beruntung karena keretanya datang terlambat. Lha kalau wanita yang di Stasiun Tugu Jogja ini sedang tidak beruntung sehingga harus ketinggalan kereta. Setelah drama wanita ketinggalan kereta, saya mendengar pengumuman di stasiun kalau ada tas dompet yang tertinggal di kamar mandi. Berwarna hitam dan ada smartphonenya. Deg, saya pun memeriksa tas dompet yang biasa saya selempangkan ke pundak. “Eh, tasku hilang, Yah! itu tasku!” kataku setengah berteriak kepada suami. Auto saya bingung mencari sumber suara yang tadi mengumumkan, wkwkwk. Untung ya seorang wanita yang mendengarkan pengumuman dengan seksama memberitahu saya kalau tas dompet tersebut dibawa petugas yang berdiri tidak jauh dari situ. Saya pun mengaku bahwa itu tas dompet saya, ada smartphone yang kemudian bisa saya buka. Huft, lega… Alhamdulillah masih rejeki saya karena ada orang baik yang menyerahkannya kepada petugas di stasiun. Itu dia pengalaman liburan ke Jogja selama 8 hari yang kami nikmati dengan penuh suka cita. Alhamdulillah sekarang kami sudah berada di rumah dan beraktivitas seperti biasa. Terima kasih teman-teman yang telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya yang panjang ini. Semoga bermanfaat. Di masa transisi adaptasi kebiasaan baru saat ini, berbagai sektor wisata di Indonesia telah berangsur-angsur kembali dibuka dengan menerapkan protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan atau yang lebih dikenal dengan protokol CHSE untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para wisatawan. Nah, bagi Sobat Pesona yang ingin pelesiran DiIndonesiaAja, aktivitas solo traveling dapat menjadi opsi yang tepat guna meminimalisasi kontak fisik dengan banyak orang. Salah satu destinasi wisata yang bisa dijadikan pilihan untuk aktivitas solo traveling adalah Yogyakarta. Kota dengan julukan Kota Gudeg ini memiliki ragam destinasi wisata yang lengkap dan menarik, mulai dari wisata sejarah, edukasi, alam, belanja, hingga kuliner yang menarik untuk dijelajahi oleh para pelancong, termasuk di antaranya adalah solo traveler. Yuk simak deretan aktivitas seru apa saja yang bisa dijajal solo traveler saat wisata di Yogyakarta! 1 Berswafoto di Tugu Jogja yang Ikonik Berdiri tegak tepat di jantung kota Jogja, Tugu Jogja, atau yang kerap disebut sebagai Tugu Pal Putih ini merupakan saksi bisu perkembangan kota Jogja sejak tiga abad yang lalu. Selain memiliki nilai historis yang sangat kuat, desain tugunya yang unik dengan bagian puncak menyerupai tanduk unicorn ini tentunya cukup banyak menarik perhatian wisatawan. Tak ayal, tugu ini kerap banyak dikunjungi para wisatawan dan solo traveler untuk sekadar berswafoto. 2 Jalan-jalan di sekitaran Malioboro Salah satu destinasi wisata yang paling populer dijajaki wisatawan yang berkunjung ke Jogja adalah Malioboro. Selain memiliki lokasi yang strategis dan mudah diakses, Malioboro menawarkan ragam daya tarik yang membuat pengunjung betah berlama-lama disana, termasuk bagi para solo traveler. Sobat Pesona dapat jalan-jalan di sore hari, duduk-duduk santai di bangku-bangku yang tersedia di trotoar dan menikmati hiruk pikuk jalanan Malioboro, berbelanja pakaian, batik, dan pernak-pernik khas Jogja, hingga mencicipi kuliner khas Jogja yang menggoyang lidah. 3 Menyelami Budaya Jawa di Museum Ullen Sentalu Museum Ullen Sentalu adalah salah satu museum yang wajib Sobat Pesona kunjungi saat berkunjung ke Yogyakarta. Pasalnya, museum yang terletak di lereng Gunung Merapi ini menyuguhkan koleksi peninggalan kerajaan Mataram yang lengkap. Selain dapat belajar dan menggali lebih dalam mengenai sejarah, Sobat Pesona pun dapat berkesempatan untuk melihat keunikan arsitektur museum yang menyatu dengan alam. 4 Bermain Masangin di Alun-alun Kidul Pelesiran di Jogja terasa kurang lengkap jika belum menyambangi objek wisata Alun-Alun Kidul Alun-Alun Selatan. Selain bisa mencicipi kuliner yang lezat, salah satu aktivitas yang banyak digandrungi wisatawan adalah ritual masangin. Masangin adalah kegiatan berjalan melewati dua pohon beringin yang berada di tengah Alun-Alun dengan mata tertutup. Mitosnya, yang bisa menaklukan tantangan tersebut hanyalah mereka yang memiliki niat baik dan hati bersih. Tertarik mencoba, Sobat Pesona? 5 Menyantap Gudeg Legendaris di Wijilan Gudeg merupakan salah satu makanan yang menjadi buruan favorit wisatawan saat berada di Yogyakarta. Nah, salah satu sentra gudeg yang terkenal dan legendaris adalah Sentra Gudeg Wijilan. Terletak di lokasi yang dekat dengan tempat-tempat wisata, cita rasa gudeg yang disajikan sentra gudeg ini akan membuat Sobat Pesona ingin kembali dan kembali lagi ke kota ini. Selain menikmati hidangannya secara langsung, Sobat Pesona pun dapat membawa pulang gudeg sebagai oleh-oleh untuk orang tersayang, lho! 6 Menikmati panorama sunset di Ratu Boko Kabupaten Sleman memiliki deretan bangunan situs purbakala bernilai sejarah tinggi, salah satunya adalah situs Ratu Boko. Selain dapat menikmati keindahan arsitektur yang menawan, Sobat Pesona pun dapat duduk sambil menikmati pemandangan alam yang asri, termasuk momen sunset yang sayang untuk dilewatkan oleh jepretan kamera. Pastikan hari tersebut cerah dan Sobat Pesona sudah berada di tempat sebelum jam ya! 7 Main ke pantai Gunung Kidul untuk melepas penat Berlokasi di pesisir selatan Pulau Jawa membuat Yogyakarta kaya akan koleksi pantai yang indah, salah satunya di daerah Gunung Kidul. Daerah ini diisi dengan deretan pantai yang memukau yang saling berdekatan satu sama lain. Di sini, sobat Pesona dapat menikmati pemandangan, melakukan aktivitas snorkeling, menjajal gondola, hingga menikmati santapan makanan laut yang menggugah selera. 8 Napak tilas di keraton Yogyakarta Istana yang dihuni oleh keturunan raja-raja Yogyakarta ini memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Salah satu spot bersejarah yang sangat terkenal di kalangan wisatawan yang gemar berwisata sejarah adalah melakukan napak tilas di Keraton Yogyakarta. Tak heran, ada banyak barang-barang pusaka yang tersimpan apik di dalamnya. Bahkan, Keraton Yogyakarta ini didaulat sebagai warisan dunia oleh UNESCO, lho! Jadi, sangat disayangkan pokoknya kalau kamu lagi solo traveling ke Yogyakarta tanpa mengunjungi destinasi bersejarah yang satu ini. 9 Berburu foto instagramable di Hutan Pinus Mangunan Terletak di daerah Bantul, Hutan Pinus Mangunan menjadi destinasi kekinian yang banyak diburu wisatawan. Pepohonan yang menjulang tinggi, udara yang sejuk, pemandangan yang memesona, serta spot-spot foto instagramable membuat banyak pengunjung kepincut untuk berkunjung. Nah, jika Sobat Pesona mengunjungi destinasi satu ini, jangan lupa siapkan juga peralatan fotografi yang mumpuni untuk berburu foto dengan latar yang keren! 10 Belanja Murah di pasar Beringharjo Bagi Sobat Pesona yang gemar berbelanja, tentunya Pasar Beringharjo wajib masuk ke dalam daftar kunjungan nih. Pasar yang berlokasi di Kawasan Malioboro ini kerap digadang-gadang sebagai surganya batik. Bagaimana tidak, pasar pusat grosir batik ini menjual aneka barang, mulai dari pakaian seperti kain batik, hingga cinderamata dengan harga yang murah. Jadi, kalau Sobat Pesona mau belanja banyak dengan harga yang murah, jangan cari tempat yang lain lagi ya, datang langsung ke Pasar Beringharjo! Jogja dapat menjadi salah satu pilihan terbaik jika kamu ingin solo traveling DiIndonesiaAja. Selain kental dengan wisata sejarahnya, Jogja pun tentunya mampu menyuguhkan panorama alam yang menawan, pusat belanja yang ramah di kantong, hingga destinasi-destinasi menarik lainnya yang tentunya bisa dilakukan oleh solo traveler guna mengusir penat. Tentunya, jangan lupa untuk tetap menerapkan protokol kesehatan ya saat wisata di Yogyakarta! Tetap gunakan masker, rajin mencuci tangan, dan jaga jarak aman dengan orang lain agar terhindar dari risiko penularan Covid-19. Yogyakarta adalah salah satu kota dengan tingkat keramahan bagi para pendatangnya. Hal ini menjadi alasan mengapa kota ini selalu ramai dikunjungi ketika musim liburan. Tak hanya itu, Yogyakarta menjadi idaman bagi para solo traveler karena dinilai sebagai kota yang aman dan ramah bagi pelancong. Di artikel kali ini, kita akan membahas tentang destinasi, budget, hingga tips traveling ke Yogyakarta. Simak artikel ini ya! Pengalaman Solo Traveling Ke Jogja Kota Yogyakarta menjadi salah satu tempat yang berkesan bagi saya pribadi. Semenjak kuliah, saya sering menyempatkan waktu untuk berkunjung ke kota ini. Semenjak itu, saya selalu ingin kembali ke Yogyakarta karena saya memiliki chemistry di kota ini. Akhirnya, setelah lulus kuliah saya pun memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta. Selama di kota ini, saya selalu terkesan dengan ramahnya orang-orang, budaya tolong menolong dan ketertiban lalu lintas yang membuat saya berdecap kagum. Bagi seorang traveler seperti saya, Yogya adalah idaman. Tiap sudut kota, selalu ada tempat yang bisa dikunjungi, terutama kulinernya. Selain terkenal dengan harga murahnya, kuliner di kota Yogya seakan tidak ada habisnya. Yogya bisa dikatakan adalah satu kota yang lengkap dengan destinasi wisata. Ingin menenangkan diri dengan suasana dingin kabut? Kamu bisa berkunjung ke wisata di kaki gunung Merapi. Ingin bersantai sore ria sambil melihat matahari terbenam? Ada pantai yang jaraknya tidak terlalu jauh. Meski kini Yogyakarta tengah ditenggarai maraknya kejadian klitih, tak membuat kota ini sepi pengunjung. Untuk menentukan budget, kamu harus mempertimbangkan beberapa hal seperti durasi, destinasi hingga pilihan tempat penginapan. Tentu, itu semua akan mempengaruhi biaya kamu untuk pergi ke kota Yogyakarta. Saya pribadi, sering berkungjung ke kota ini dengan biaya satu juta rupiah selama kurang lebih 4 hari. Itu sudah termasuk penginapan, tiket kereta hingga moda transportasi saya di Yogya. Saya sarankan untuk pintar memilih tempat kamu menginap, sehingga bisa mengkalkulasikan kemana kamu akan pergi. Dan jangan lupa, cari teman untuk bersosialisasi di Yogyakarta. Hal ini bisa mempermudah kamu untuk bepergian karena mereka lebih banyak tau tentang kota Yogyakarta. Tips Solo Traveling Ke Jogja Ada beberapa tips yang bisa kamu gunakan ketika berkungjung ke kota Yogakarta. Simak tulisan ini ya! Kenali Lingkungan Sekitar Saat solo traveling ke kota Yogyakarta, usahakan untuk mengenali lingkungan kamu. Saya yakin, di sekitar kamu pasti ada destinasi yang menarik! Saya selalu menerapkan hal ini ketika bepergian, karena untuk tahu banyak tentang kota yang kamu kunjungi, dapat dimulai dari hal yang ada di sekitar kamu agar kamu bisa lebih mengenal lingkungan dimana kamu berada. Mengunjungi Pameran Yogyakarta adalah kota dimana kamu bisa menemukan seni di jalanan. Ya, semudah itu menemukan seni di kota ini. Di Yogyakarta, hampir setiap minggunya ada pameran seni yang bisa kamu kunjungi. Untuk tahu informasi itu, kamu bisa mencari tahu di sosial media instagram atau twitter. Jika kamu menyukai seni, solo traveling di kota Yogyakarta adalah pilihan yang tepat bagi kamu. Berkunjung Ke Museum Selain tempat wisata yang bertebaran di tiap sudut kota, museum di Yogyakarta adalah salah satu destinasi yang sangat seru untuk dikunjungi. Terdapat banyak museum yang bisa kamu kunjungi di Yogyakarta ketika solo traveling. Diantaranya ada museum ullen sentalu atau museum affandi. Museum affandi letaknya cukup strategis dan berada di tengah kota Yogyakarta. Sedangkan museum ullen sentalu berada di Kecamatan Pakem, Sleman. Museum ini cocok bagi kamu yang ingin berwisata sejarah dan menikmati sejuknya suasana, karena berada di ketinggian dan dikelilingi hutan. Jalan-jalan Ke Jogja Kemana Saja? Mungkin sudah banyak destinasi yang diketahui bagi para solo traveler, namun saran saya tidak mengunjungi tempat yang ramai, karena kamu sendirian. Pilihlah tempat yang tenang dan anti-mainstream yang tersebar di kota jogja. Kecuali memang jika tujuan kamu adalah untuk menonton konser atau berkunjung ke pameran seni. Namun tempat itu pun bisa dibilang tidak terlalu ramai dibandingkan pusat kota seperti Malioboro, dan 0 KM. Jika kamu masih penasaran dengan pusat kota, kamu bisa mengunjunginya pada waktu sore hari atau hari biasa untuk menghidari keramaian. Bagaimana Caranya Menjadi Solo Traveler? Memang menjadi solo traveler tidak mudah. Ada banyak hal yang harus kamu persiapkan ketika melakukan perjalanan. Ada resiko juga yang harus kamu hadapi, namun menjadi solo traveler sangat menantang dan mengasyikan. Lalu, bagaimana caranya menjadi solo traveler? Berikut adalah poin penting yang harus kamu lakukan ketika menjadi solo traveler. Baca juga Tips & Manfaat Solo Traveling. Cocok Buat Introvert! Persiapkan akomodasi Rencanakan perjalanan serta destinasi Riset informasi tempat yang ingin kamu kunjungi Manajemen waktu Membawa uang yang lebih Nah itu tadi adalah tips untuk menjadi solo traveler. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu yang ingin melakukan perjalanan seorang diri. Ingat, tetap waspada dimanapun kamu berada.